Jangan Salah! Ini Cara Mengisi Gaji yang Diharapkan di Jobstreet

Cara Mengisi Gaji yang Diharapkan di Jobstreet

Yang lain udah hasilin jutaan dari digital marketing.
Kamu masih nunggu apa?

Belajar digital marketing biar kerja fleksibel,
tapi saldo rekening tetap gendut.

🚀 Gaspol Cuan di Sini

Posted

in

,

by

Kalau kamu lagi apply kerja lewat Jobstreet, pasti pernah nemu kolom yang isinya “Expected Salary” alias gaji yang diharapkan. Nah, di sinilah sering muncul dilema. Mau isi tinggi takut ditolak, mau isi rendah nanti nyesel sendiri. Jadi, gimana sih cara mengisi gaji yang diharapkan di Jobstreet biar pas?

Artikel ini bakal bahas tuntas, mulai dari cara riset gaji, strategi mengisi nominal, sampai tips komunikasi biar terlihat profesional. Tenang, kita bahas dengan bahasa santai tapi detail, biar kamu gampang nyerapnya.


Kenapa Jobstreet Nanyain Gaji yang Diharapkan?

Sebelum buru-buru isi angka, kamu perlu tahu dulu kenapa perusahaan nanya soal gaji. Sebenarnya, ini cara mereka menyaring kandidat. Kalau ekspektasi gajimu terlalu jauh di atas budget perusahaan, kemungkinan lamaranmu nggak dilanjutkan.

Selain itu, kolom gaji juga jadi sinyal buat recruiter tentang seberapa percaya diri kamu dengan skill yang dimiliki. Jadi, bukan sekadar angka, tapi juga mencerminkan bagaimana kamu menilai dirimu sendiri.

Bakatmu = Masa Depanmu 🚀

Berhenti melamar kerja asal-asalan! Dengan E-book MA02 – Tes Bakat ST-30, kamu bisa mengukur potensi diri, memahami hasilnya, dan tahu posisi kerja yang paling cocok.

Jangan buang waktu di jalur yang salah — tentukan karier sesuai bakatmu mulai hari ini!

👉 Download Sekarang

Kesalahan Umum Saat Mengisi Gaji di Jobstreet

Banyak orang salah langkah karena asal isi. Misalnya, ada yang tulis angka sangat rendah supaya cepat dipanggil interview. Padahal, itu bisa bikin kamu undervalue dan susah nego di tahap berikutnya.

Ada juga yang terlalu optimis dengan menuliskan angka fantastis tanpa dasar. Hasilnya? CV langsung tersingkir sebelum sempat dibaca lebih lanjut. Jadi, penting banget untuk tahu cara mengisi gaji yang diharapkan di Jobstreet dengan strategi.


Riset Dulu, Baru Isi

Sebelum isi angka, lakukan riset sederhana. Caranya gampang, bisa lewat situs salary benchmarking, ngobrol dengan teman satu industri, atau cek kisaran gaji di lowongan sejenis. Dengan begitu, kamu punya gambaran realistis.

Promo sisa 3 orang! Dapatkan [Berkas Karir Lengkap] siap edit agar cepat diterima kerja/magang.

Download sekarang hanya Rp 29.000 (dari Rp 99.000) — akses seumur hidup!

Download Sekarang

Misalnya, kalau posisi Marketing Executive rata-rata di angka 6–8 juta per bulan, jangan asal isi 4 juta atau 15 juta. Angka yang terlalu jauh dari standar justru bikin recruiter ragu.


Cara Mengisi Gaji yang Diharapkan di Jobstreet dengan Strategi

Nah, bagian ini penting banget. Berikut beberapa langkah praktis yang bisa kamu ikuti:

1. Gunakan Rentang, Bukan Angka Tunggal

Daripada nulis angka fix, lebih baik pakai rentang. Misalnya: Rp7.000.000 – Rp9.000.000. Cara ini memberi ruang negosiasi dan menunjukkan fleksibilitas.

LinkedIn = Jalan Cepat Dapat Kerja 💼🚀

Jangan biarkan profilmu cuma jadi CV online. Dengan [EBOOK] Social Media Special LinkedIn – Kau Ga Harus Genius 1.0, kamu bisa ubah akun LinkedIn jadi magnet lowongan & peluang kerja.

📘 Belajar bikin profil standout, posting yang dilirik HRD, & strategi jaringan yang benar. Saatnya LinkedIn kerja buatmu, bukan cuma jadi etalase kosong.

👉 Ambil Sekarang

2. Sesuaikan dengan Pengalaman

Kalau kamu fresh graduate, wajar kalau angka gajimu sedikit lebih rendah dibanding kandidat dengan pengalaman 5 tahun. Jadi, jangan samakan ekspektasi dengan level senior.

3. Pertimbangkan Benefit Lain

Gaji bukan satu-satunya faktor. Ada perusahaan yang memberi benefit menarik, seperti asuransi kesehatan, tunjangan transportasi, atau peluang training. Jadi, saat mengisi kolom gaji, pikirkan juga fasilitas yang bisa jadi nilai tambah.


Tips Komunikasi Supaya Terlihat Profesional

Selain angka, cara kamu menyampaikan harapan gaji juga penting. Saat interview, recruiter bisa menanyakan hal yang sama untuk cross-check. Nah, biar jawabanmu konsisten, kamu bisa bilang:

“Berdasarkan riset saya tentang standar industri dan pengalaman saya, kisaran gaji yang saya harapkan adalah …”

Jawaban seperti ini memberi kesan bahwa kamu sudah melakukan riset dan menilai diri secara objektif. Beda banget kan dibanding jawaban asal?

Selain itu, gunakan bahasa positif. Jangan bilang “saya butuh segini karena biaya hidup mahal,” tapi fokuslah pada value yang bisa kamu tawarkan ke perusahaan.


Kesalahan yang Wajib Dihindari

Biar nggak salah langkah, catat beberapa hal berikut:

  1. Mengisi angka kosong. Kalau kamu skip kolom gaji, recruiter bisa menganggapmu tidak siap atau kurang percaya diri.
  2. Mengisi terlalu rendah. Bisa bikin kamu susah naik gaji di kemudian hari.
  3. Mengisi terlalu tinggi tanpa alasan. Langsung dicoret dari daftar kandidat.
  4. Tidak konsisten. Angka di Jobstreet harus sama dengan jawaban saat interview.

Contoh Jawaban Saat Ditanya di Interview

Selain di form Jobstreet, recruiter juga bisa bertanya langsung. Nah, biar nggak bingung, ini beberapa contoh jawaban:

Produk Huafit GTS Smartwatch
  1. Untuk fresh graduate: “Saya fleksibel, namun berdasarkan standar untuk posisi entry-level di industri ini, saya berharap gaji di kisaran Rp4.000.000 – Rp5.000.000.”
  2. Untuk kandidat berpengalaman: “Dengan pengalaman lebih dari 5 tahun di bidang ini, saya berharap gaji di kisaran Rp10.000.000 – Rp12.000.000, sesuai standar industri.”
  3. Untuk posisi spesialis: “Mengacu pada tanggung jawab dan skill teknis yang dibutuhkan, kisaran gaji yang saya harapkan adalah Rp15.000.000 – Rp18.000.000.”

Jangan Takut Isi Angka

Intinya, cara mengisi gaji yang diharapkan di Jobstreet adalah soal keseimbangan. Jangan terlalu rendah hingga merugikan diri sendiri, tapi juga jangan terlalu tinggi tanpa dasar.

Riset, sesuaikan dengan pengalaman, dan komunikasikan dengan percaya diri. Dengan begitu, peluangmu untuk dipanggil interview jadi lebih besar.


Yuk cari tahu tips interview lainnya: