Sukses Jadi Content Creator Edukasi Dengan Laptop ASUS Vivobook Go 14 (E410) Yang Gahar

Bagi anak muda yang sudah menikmati internet pada dekade awal tahun 2000, pasti akan sangat familiar dengan tempat bernama warung internet (warnet). Pada saat masih tren, warnet menjadi tempat yang asyik bagi pemuda-pemudi untuk berselancar di dunia maya. Saat itu internet merupakan teknologi modern yang sedang berkembang cukup pesat.

Dari pagi sampai malam silih berganti untuk menikmati layanan internet melalui bilik-bilik kecil warnet. Bahkan tak jarang warnet memberikan layanan 24 jam non-stop.

Bagi pemodal saat itu, usaha warnet sangat menjanjikan. Bagaimana tidak, saat itu laptop dan internet belum sepopuler saat ini. Orang-orang jika ingin mengetik menggunakan Microsoft Word dan print saja harus ke warnet.

Belum lagi saat itu, beberapa tugas setingkat sekolah dasar mulai menjamah tugas-tugas yang memerlukan perangkat bernama komputer. Alhasil, usaha warnet makin laris.

Saya ingat ketika Sekolah Dasar (SD), guru memberikan tugas untuk mengetik di komputer dan harus di print. Bagi anak SD pada zaman itu, sangat asing dengan yang namanya komputer. Apalagi mengoperasikan Microsoft Word. Ini tentu menjadi sebuah hambatan dalam menyelesaikan tugas.

Kesulitan lain yang biasanya dihadapi ketika menggunakan layanan di warnet adalah mengantri. Komputer di warnet sangat terbatas. Apalagi tempat saya waktu itu tergolong lingkungan desa. Warnet tidak terlalu banyak seperti di daerah kota. Akhirnya untuk dapat menikmati internet harus mengantri dengan pengguna lain yang biasanya menyewa dengan durasi paling sebentar sekitar 1-2 jam.

Ya, repot memang. Tapi mau gimana lagi.

Memang perlu effort untuk dapat menikmati layanan internet. Ada kalori dan waktu yang harus dikeluarkan. Dan jangan lupa, ada uang yang harus dibayarkan untuk menyewa layanan internet.

Tahun 2010-an kalau tidak salah ingat, biaya warnet adalah Rp1000 untuk setengah jam, Rp2000 untuk 1 jam, dan Rp5000 untuk 3 jam. Terbilang murah memang. Cuma harga segitu sudah setara dengan uang saku sekolah setiap harinya. Sehingga, gak bisa dibilang sepele juga uang segitu.

Di era itu, mulai didoktrin bahwa internet sangat bisa untuk digunakan belajar. Banyak materi-materi pelajaran sekolah yang bisa diakses dengan mudah di internet. Tidak hanya untuk nonton YouTube.

Lebih dari itu, saat itu ajakan untuk tidak terlalu sering bermain game online sudah dimulai digencarkan.

Nampaknya, perkembangan internet saat itu, cukup menjadi perhatian pemegang otoritas dan lembaga pendidikan. Ya wajar sih, internet kan barang baru pada saat itu. Wajar untuk berhati-hati terhadap dampak negatifnya.

Hiburan internet

Internet berkembang pesat beriringan dengan kemudahan mengakses teknologi. Walaupun saat itu, masih tergolong awal, di internet kita akan temukan banyak hal yang beragam.

Mulai dari berita online, video-video lucu, musik-musik, komunitas online, dan yang sering saya temui pada saat itu adalah pemain game online di Facebook (FB).

Masih segar di ingatan, platform paling sering digunakan untuk bermain game adalah FB. FB bukan hanya sekedar media sosial yang hanya digunakan untuk mengupdate status/postingan di kolom paling atas dengan referensi petunjuk “Apa yang Anda pikirkan?“. FB memang media sosial dasarnya, hanya saja bagi bocah-bocah saat itu, FB adalah platform yang berisi permainan online yang mengasyikkan.

Banyak sekali game yang tersedia. Jika saya sebut yang paling populer di antaranya adalah Ninja Saga, Perjuangan Semut, Dragon City, Alliens And Empires, dan masih banyak lagi.

Saat pulang jam sekolah, warnet jadi tempat tujuan utama bocil-bocil sebagai bentuk self reward setelah seharian belajar. Bahkan pada beberapa kesempatan bocil-bocil harus berebut bilik warnet untuk dapat menikmati internet lebih dulu.

Pemandangan seperti ini akan menjadi pemandangan sangat membahagiakan bagi pengusaha warnet. Bagi pengusaha warnet melihat anak-anak yang datang bagaikan melihat rupiah yang siap mempertebal dompet.

Selain populer dengan game online-nya, FB digunakan untuk keperluan memperluas pertemanan. Menghubungkan pertemanan adalah aktivitas paling lazim dilakukan di FB. Tak jarang juga terhubung dengan orang yang belum dikenal sebelumnya. Pola hubungan yang seperti ini tentu tidak akan ditemukan sebelum era internet hadir.

Selain ber-FB ria, pengguna internet sangat sering mengunjungi platform YouTube (YT). Media yang sekarang jadi milik perusahaan Google sudah lama populer sejak dulu. Walaupun konten yang ada tidak seberagam saat ini, YT tetap menjadi favorit bagi mereka yang mencari hiburan melalui konten berbentuk video. YT juga jadi tempat berlabuh untuk mencari konten-konten yang bersifat mendidik.

Popularitas YT pada saat itu memang bisa dibilang oke. Banyak pengguna yang memanfaatkan baik untuk keperluan konsumsi edukasi maupun entartaiment. Namun, jika diperhatikan pada saat itu platform blog juga cukup menjamur di dunia maya.

Cukup banyak konten-konten dalam bentuk tulisan di blog. Mereka yang membuat konten baik tulisan maupun video tersebut lazim dikenal dengan istilah content creator.

Selain daya tarik berupa konten-konten yang tersedia, baik di YT maupun blog, kedunya lumayan memberikan kesejahteraan bagi content creatorContent creator akan mendapatkan penghasilan dari iklan Google Adsense yang tampil di kontennya, terutama yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana yang telah ditentukan.

Tidak sedikit content creator yang sukses mendapatkan pengasilan dari pekerjaan ini. Banyak kisah sukses mereka yang berhasil menginspirasi content creator lain. Tapi juga tidak sedikit yang gagal.

Sebenarnya untuk berhasil pada suatu hal adalah tekun, termasuk menjadi conten creator. 

Perlu ketekunan ekstra dan komitmen kuat untuk terus bertahan sampai kelihatan hasilnya dan berhasil. Tidak ada usaha yang instan, bahkan penipu pun harus berusaha menggunakan segala strategi agar berhasil menipu korbannya.

Masalah dunia perkontenan

Banyak sekali platform tempat bagi content creator berkreasi saat ini. Mulai dari yang sudah ada sejak dulu seperti YT dan blog sampai platform yang baru hadir beberapa tahun terakhir seperti Instagram dan TikTok.

Bagi content creator semuanya platform berpeluang untuk menjadi jalan sukses. Banyak jalan menuju roma, begitupun untuk menjadi content creator yang sukses dan berpenghasilan, tidak hanya melalui layanan seperti Google Adsense.

Perkembangan metode marketing saat ini memberikan banyak kemudahan untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah. Beberapa di antaranya yang cukup populer adalah affiliate marketing, endorsment, dropship online, dan banyak lagi.

Cara-cara tersebut akan sangat mudah dilakukan, apabila menjadi content creator yang memiliki banyak pengikut.

Namun, di tengah kemajuan dan perkembangan teknologi saat ini, masalah juga turut berkembang. Yang sebelumnya masalah yang hadir secara offline, sekarang justru dialihkan ke menjadi online. Permasalahan yang berkembang saat ini salah satunya adalah mengemis online.

Buat yang sering aktif menggunakan TikTok, pasti sering menemukan akun yang sedang siaran langsung (live) dan meminta saweran dari penontonnya. Saweran di TikTok berupa gift (hadiah) sangat beragam. Gift  yang terkumpul tersebut akan menjadi poin yang nantinya dapat dikonversi menjadi rupiah dan ditransfer ke rekening pemiliknya.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan meminta saweran. Itu memang fitur yang disediakan oleh pihak TikTok yang bertujuan untuk dapat digunakan penonton memberikan apresiasi kepada pemilik akun yang sedang live. 

Yang jadi masalah adalah ketika akun yang sedang live hanya meminta-minta, tanpa memberikan suatu hiburan atau sebuah materi yang bernilai.

Dampaknya apa?

Dampaknya adalah tumbuh mental-menta pengemis dan malas untuk berusaha. Ini adalah mental yang merusak. Bagaimana tidak, bayangkan jika ada 1 akun mengemis dan kemudian mendapatkan banyak saweran. Tindakannya akan menginspirasi pemalas-pemalas lainnya. Singkatnya, pengemis online ini menelurkan generasi yang meminta-minta dan malas untuk berinovasi. Karena hanya menjual kasian kepada orang lain.

Bayangkan lagi, seandainya mayoritas penduduk Indonesia mendapatkan penghidupan dari mengemis. Bagaimana roda ekonomi terus berputar dengan sehat?

Masih mending nyanyi di live TikTok, itu masih memberikan penghiburan atau nilai yang bisa diterima penonton.

Loh emang salah ya mengemis? kan tidak melanggar aturan?

Perlu diketahui bahwa negara sebenarnya sudah lama mengatur larangan mengemis di muka umum. Larangan ini diatur di dalam Pasal 504 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang berbunyi:

“Barang siapa mengemis di tempat umum, diancam, karena melakukan pengemisan, dengan pidana kurungan selama-lamanya enam minggu”

Selain itu, tak jarang juga dilakukan lebih dari satu orang secara bersama-sama. Tindakan seperti ini juga diatur dalam Pasal 504 ayat (2) KUHP yang berbunyi:

“Pengemisan yang dilakukan oleh tiga orang atau lebih, yang berumur di atas enam belas tahun, diancam dengan pidana kurungan paling lama tiga bulan”

Nah lho sudah dilarang sebenarnya. Bahkan itu diatur dalam KUHP yang notabene adalah produk hukum kolonial Belanda. Jadi jauh sebelum-sebelumnya, tindakan pengemis itu dilarang.  Jadi tidak ada lagi alasan pembenar untuk melakukan tindakan mengemis.

Selain itu, permasalahan di media sosial saat ini adalah kurangnya konten yang edukatif.

Memang orang yang membuka sosial media pasti mengharapkan adanya hiburan. Tapi apa iya setiap saat isinya hiburan. Mengapa tidak sesekali mencoba mengonsumsi konten edukatif.

Mengutip pertakataan Aristoteles, “Pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi buahnya manis“. Proses pendidikan dan belajar adalah aktivitas seumur hidup. Memang pahit, memang melelahkan, bahkan membosankan. Tapi buahnya adalah manis yaitu peradaban akan maju. Bukankan TikTok dan media sosial lainnya berhasil dibuat dan bisa berkembang hingga saat ini karena pendidikan?

Mengutip juga dari perkataan tokoh bangsa Indonesia Tan Malaka,”Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, serta memperhalus perasaan“.

Singkatnya, ingin saya katakan bahwa pendidikan adalah kunci untuk menjadi bangsa yang beradab.

Sayangnya, konten edukasi kurang diminati. Hal ini memberikan implikasi tidak banyak lahir content creator yang berfokus pada konten edukasi.

Content creator edukasi

Ada beberapa content creator yang memberikan materi yang sangat bermanfaat. Materi yang disampaikan juga sangat bagus untuk menambah wawasan. Berikut adalah beberapa content creator edukasi.

1. Ferry Irwandi

Ferry Irwandi

Beberapa waktu ke belakang, beranda YT saya sering muncul konten milik Youtuber Ferry Irwandi. Youtuber yang berfokus pada tema ekonomi ini, sudah cukup banyak menghasilkan konten. Tema kontennya memang tidak lepas dari latar belakang pendidikan ekonomi yang beliau tempuh sebelumnya.

Selain membagikan konten tentang ekonomi, Youtuber asal Sumatera ini juga kadang membagikan konten tentang cerita dan opini terhadap isu yang sedang hangat diperbincangkan.

Menurut saya, ini adalah salah satu role model content creator edukasi. Yang menjadi daya tarik pastinya adalah cara penyampaiannya yang berbeda dengan creator lain. Beberapa kali Ferry Irwandi menegaskan bahwa dirinya akan menjelaskan hal-hal rumit dengan bahasa yang mudah dipahami. Tujuannya tidak lain adalah untuk memberikan pemahaman yang mudah dicerna oleh berbagai kalangan. Sehingga, materi edukasi yang disampaikan mengena dan dapat melekat dibenak orang-orang yang menonton.

Selanjutnya adalah gaya kontennya yang berbeda dengan konten-konten edukasi lainnya. Visual yang disajikan dalam videonya cukup menghipnotis penonton untuk melihat sampai akhir.

2. Hipotesa

Youtube Hipotesa

Selain, Ferry Irwandi, ada juga channel YT bernama Hipotesa. Hipotesa banyak membahas tentang permasalahan sosial dan juga isu sejarah. Isu yang dijabarkan juga cukup bagus dan menurut saya belum banyak yang menjelaskan dan mengangkat masalah yang dibahas. Sehingga, ini menjadi salah satu daya tarik tersendiri.

Saya yakin konten yang dibuat oleh pihak Hipotesa, sebelumnya telah dilakukan riset yang mendalam sebelumnya. Karena antara video satu dengan lainnya memiliki jeda waktu yang relatif lama.

Tidak hanya itu, penyampaian materi yang nyaman dengan bahasa yang ringan membuat penontonnya mudah untuk memahami. Apalagi didukung dengan visual yang sangat baik, yang berhasil menyihir penonton untuk tetap stay menonton video sampai akhir.

3. Neuron

Youtube Neuron

Selanjutnya adalah Neuron, channel YT yang saya perhatikan mempunyai hubungan dengan Hipotesa. Bedanya adalah Neuron lebih banyak menyajikan konten yang bertemakan Sains. Video-video di channel-nya juga kebanyakan memiliki durasi sekitar 4-6 menit. Sehingga, penonton tidak perlu terlalu lama untuk menyelesaikan video sampai akhir.

Dari segi penyampaian, Neuron cukup bagus. Mudah dipahami. Visual yang diberikan lebih banyak berupa animasi, sehingga lebih mudah dipahami. Apalagi yang dibahas ada Sains, tentu akan jauh lebih mudah apabila disampaikan dengan diiringi animasi.

4. Agus Mulyadi

Blog Agus Mulyadi

Apabila sedari tadi adalah Youtuber, maka selanjutnya saya coba sebutkan salah satu blogger yang cukup masyhur namanya, yaitu Agus Mulyadi. Agus Mulyadi merupakan pria kelahiran Magelang yang sukses membangun personal branding melalui blognya.

Gayanya yang ceplas-celpos menurut saya menjadi karakterisik Agus Mulyadi. Konten yang dihadirkan biasanya isu-isu yang relate dengan kehidupan sehari-hari dengan pendekatan yang antimainstream.

Blog yang dibangun oleh Agus Mulyadi bisa dibilang sukses. Saat artikel ini dibuat, tercatat 1192 pengikut blognya. Untuk ukuran blog menurut saya itu sudah sangat banyak.

Beliau juga seorang penulis buku yang beberapa di antaranya, Diplomat Kenangan dan Jomblo tapi Hafal Pancasila.

Itulah beberapa content creator yang menurut saya berhasil memberikan edukasi yang cukup berarti bagi khalayak melalui konten di media sosial.

Sedikitnya content creator yang memberikan edukasi dan tidak hanya hiburan semata saat ini memang tidak banyak. Padahal dengan menjadi content creator juga berpeluang mendapatkan penghasilan tambahan seperti dari Google Adsense dan Affiliate Marketing.

Peluang untuk berhasil juga cukup besar, mengingat pesaing juga tidak begitu banyak.

Tertarik jadi content creator? Yuk jadi content creator yang mengedukasi. Oh, mungkin Sobat sudah punya niat sebelumnya? kenapa gak dieksekusi atau dilanjut? atau ada hambatan?

Apakah karena perangkatmu tidak mendukung membuat konten?

Untuk membuat konten seperti Ferry Irwandi, Hipotesa, dan Neuron memang memerlukan perangkat yang canggih dan mumpuni. Jika perangkat laptop yang digunakan adalah laptop spesifikasi jadul, maka jangan harap bisa lancar sih. Bisa-bisa kipas laptopmu berputar cepat sampai berbunyi dan paling parahnya bisa-bisa berasap sob.

Blog-Writing-Competition

Tapi jangan khawatir sob, kali ini saya akan coba ulas laptop ASUS Vivobook Go 14 (E410) . Laptop yang menurut saya sangat cocok untuk untuk jadi content creator.

Loh kenapa harus laptop ASUS Vivobook Go 14 (E410)?

Oke pertanyaan bagus.

Alasan harus laptop ASUS Vivobook Go 14 (E410)

Siapa yang tak kenal dengan brand ASUS. Brand yang sudah terkenal melahirkan banyak produk laptop. Sehingga, tak perlu diragukan lagi kualitas laptop yang dihasilkan, karena pengalaman quality control yang banyak dan jam terbang produksi yang sudah tinggi. Salah satu produknya adalah ASUS Vivobook Go 14 (E410).

Laptop ASUS Vivobook Go 14 (E410) sendiri terbagi menjadi 4 jenis varian. Seperti dilihat dari situs Asus resmi.

Varian Asus

Yuk, simak penjabaran alasan mengapa harus ASUS Vivobook Go 14 (E410).

1. Tampilan yang sangat menarik

Tak diragukan lagi dan tidak bisa bohong, apa yang pertama kali diperhatikan ketika memilih barang, termasuk laptop? Pasti yang pertama dilihat adalah tampilannya. Apakah bagus, apakah enak dilihat, apakah terlalu besar, atau terlalu kecil. Itu adalah pertimbangan awal umumnya orang memilih barang.

Laptop ASUS VIvobook

Nah laptop ASUS Vivobook Go 14 (E410) ini tersedia dengan tampilan yang menawan. Dengan dimensi 32.50 x 21.70 x 1.80 ~ 1.84 cm (12.80″ x 8.54″ x 0.71″ ~ 0.72″). Ukuran ini menurut saya adalah ukuran standar laptop keluaran terbaru saat ini. Selain itu laptop ini tergolong ringan yaitu dengan berat 1.30 kg (2.87 lbs). Ketika sobat bosan kerja di rumah, sobat bisa melanjutkan ke cafe tanpa perlu takut ribet karena laptop yang terlampau berat.

Ada beberapa varian warna yang tersedia, seperti Peacock Blue, Dreamy White, Rose Pink, dan Star Black. Buat yang cewek pasti suka sama warna-warna yang lucu dan imut, mungkin warna Rose Pink cocok buat sobat . Untuk yang cowok cocok untuk warna Star Black.

Selain itu, yang menambah penampilan laptop ini semakin menawan dan modern adalah engsel layar yang dapat diputar 180 derajat. Sobat bisa gunakan untuk sharing kerjaan ke orang di depan sobat melalui layar yang dilipat ke depan. Ini adalah fitur yang biasanya ada di laptop-laptop keluar terbaru.

2. Prosesor yang mumpuni banget

Gini sob, ini adalah salah satu bagian penting yang harus dipertimbangan ketika memilih laptop. Apalagi buat sobat yang mau jadi content creator. Karena hardware/perangkat keras bagian ini yang harus dipertimbangkan dengan baik-baik agar pekerjaanmu tidak terhambat oleh kinerja laptop.

Kenapa harus melihat prosesornya? Karena laptop itu ibarat adalah tubuh manusia, maka otaknya adalah prosesor. Beberapa fungsi prosesor di antaranya memindahkan data atau informasi dari memori ke memori lainnya, memberikan perintah kepada setiap komponen, menstabilkan komponen, menjaga performa komputer, dan masih ada lainnya.

Nah, bayangkan ketika sobat lagi ngedit video atau konten pake laptop dengan prosesor jadul. Wah gak kebayang lama prosesnya ya sob. Pasti bikin naik darah terus. Apalagi sampai aplikasi jadi “not responding“.

Laptop ASUS Vivobook Go 14 (E410) sendiri terdapat 2 variasi dari segi prosesornya. Pertama adalah Intel® Pentium® Silver N6000 Processor 1.1 GHz (4M Cache, up to 3.3 GHz, 4 cores). Kedua, Intel® Celeron® N4500 Processor 1.1 GHz (4M Cache, up to 2.8 GHz, 2 cores).

Loh itu kok masih pakai jenis prosesor lawas ya?

Eh, tahan dulu. Prosesor Intel Pentium dan Celeron bukan lagi yang seperti dulu. Ini adalah prosesor keluaran baru. Sehingga dalam proses produksinya mempertimbangkan kebutuhan saat ini.

Kalau laptop lawas pake Intel Pentium atau Celeron, digunakan untuk keperluan buka Word 2013 aja sudah gak tahan sob. Sehingga, memang tidak bisa dipersamakan dengan prosesor Intel Pentium atau Celeron keluaran terbaru.

3. Didukung oleh penyimpanan yang mumpuni

Selanjutnya adalah bagian penyimpanan. Penyimpanan ini penting banget sob. Semakin besar dan berkualitas suatu penyimpanan, maka semakin baik performa laptop.

Di laptop biasanya terdapat 2 jenis penyimpanan yaitu penyimpanan sementara dan penyimpanan primer. Penyimpanan sementara biasa dikenal dengan istilah Random Access Memory (RAM). Fungsinya adalah sebagai tempat penyimpanan aplikasi yang sedang dibuka atau berjalan. Misalnya, kita buka aplikasi Word 2013 dan Google Chrome. Nah aplikasi ini tampil dan disimpan prosesnya di memori bernama RAM.

Untuk laptop ASUS Vivobook Go 14 (E410) sendiri didukung oleh RAM sebesar 4GB DDR4 dan varian lainnya memiliki RAM sebesar 8GB DDR4. Perlu diketahui juga, untuk RAM DD4 adalah jenis RAM keluaran terbaru.

Adapun penyimpanan primer ini yang cukup populer saat ini ada 2 macam yaitu Hard Disk Drive (HDD) dan Solid State Drive (SSD). Mudahnya gini sob, HDD adalah teknologi penyimpanan yang lawas, sedangkan SSD adalah teknologi penyimpanan model baru yang sering digunakan pada laptop keluaran terbaru. Nah untuk performanya SSD jauh lebih unggul daripada HDD. Proses loading seperti booting, SSD jauh lebih cepat dibanding HDD.

Laptop ASUS Vivobook Go 14 (E410) sendiri varian pertama memiliki penyimpanan 256GB M.2 NVMe™ PCIe® 3.0 SSD dan verian satunya memiliki penyimpanan 512GB M.2 NVMe™ PCIe® 3.0 SSD.

Penyimpanan yang dimiliki laptop ini jelas mengikuti perkembangan kebutuhan saat ini. Ruang yang besar dan proses yang cepat jelas menjadi pertimbangan dasar dalam memilih laptop untuk keperluan content creator. 

4. Baterai yang tahan lama

Saat ini laptop adalah kebutuhan sekunder yang primer. Karena laptop menunjang banyak pekerjaan sehari-hari. Apalagi yang mendapatkan penghidupan dari kerja secara online melalui laptop, seperti content creator. 

Dilansir dari situs Asus.com, laptop ASUS Vivobook Go 14 (E410) memiliki kemampuan daya tahan baterai cukup lama yaitu 12 jam. Adapun spesifikasi baterainya adalah 42WHrs, 3S1P, 3-cell Li-ion.

Baterai yang tahan lama akan memudahkan kita untuk bisa bekerja dimana pun. Tanpa harus terlalu memikirkan drama masalah baterai habis. Dengan durasi 12 jam itu adalah waktu yang sangat panjang. Banyak hal yang bisa diselesaikan sebelum baterai mencapai titik penghabisan.

5. Didukung dengan software original

Laptop ASUS hadir dengan dilengkapi Windows 11 Home. Ketika pekerjaan menumpuk, laptop ASUS dengan Windows 11 siap membantu Anda menyelesaikannya. Laptop ASUS dengan Windows 11 yang lebih nyaman di mata, memungkinkan Anda mengekspresikan diri dan cara kerja terbaik Anda. Dan tidak hanya Windows 11 asli, tersedia juga genuine Microsoft Office 2021 untuk menunjang aktivitas Anda sepanjang hari.

Emang harus banget ya pakai windows original? kan bisa pake yang bajakan? apakah penting masalah ori dan bajakan?

Memang windows adalah produk dari perusahan bernama Microsoft yang sudah sangat kaya dan besar. Tapi bukan berarti kita boleh untuk membajak produknya untuk kepentingan pribadi. Karena tindakan tersebut adalah tindakan yang zalim yaitu mengambil hak orang lain dengan cara yang salah.

Bayangkan gini deh, kita buat karya berupa konten. Terus kemudian kita upload di media sosial. Eh ternyata konten yang kita punya diupload ulang sama akun lain tanpa izin. Gimana rasanya coba? sakit kan. Karya yang sudah dibuat dengan susah payah, malah diambil orang lain bahkan juga digunakan untuk meraup keuntungan. Nah mulai sekarang ayo kita tinggalkan cara-cara membajak karya orang lain. Mari belajar menghargai karya orang lain dan jadi content creator yang berkelas dan bermartabat.

Dengan menggunakan laptop ASUS Vivobook Go 14 (E410), sobat tidak perlu repot-repot lagi membeli lisensi Windows. Karena sudah tersedia bersamaan dengan pembelian laptopnya.

6. Harga yang cukup terjangkau

Harga untuk ASUS Vivobook Go 14 (E410) sendiri dijual dengan harga yang bervarian berdasarkan spesifikasi yang dimiliki. Dilansir dari situs Asus.com, laptop ini dijual dengan harga Rp4,299,000, Rp4,499,000, Rp 5,399,000, dan Rp6,099,000.

Harga ini menurut saya masih tergolong murah, karena spesifikasi yang diberikan cukup menawan. Selain itu didukung dengan fitur modern seperti keybord backlight. Singkatnya harga dengan barang yang diberikan setimpal.

Kurang lebih spesikasi di atas itulah yang harus jadi pertimbangan pertama memilih laptop untuk keperluan menjadi content creator. Laptop ASUS Vivobook Go 14 (E410) adalah pilihan yang tepat. Dengan spesifikasi yang handal untuk ngonten, juga dibandrol dengan harga yang sangat terjangkau. Untuk dapat memiliki laptop ini, sobat bisa langsung mengunjugi website resmi Asus yaitu Asus.com atau membeli melalui marketplace ternama seperti Tokopedia dan Shopee.

Penutup

Banyak manfaat yang dapat ditebar ketika berhasil menjadi content creator yang mengedukasi. Sobat akan dikenal orang banyak dan apa yang sobat sampaikan akan bermanfaat bagi khalayak.

Kesimpulannya adalah menjadi content creator saat ini adalah pekerjaan yang menarik, terkhusus yang berfokus pada edukasi. Banyak manfaat yang bisa ditebar seperti menambah wawasan penonton dan dikenal banyak orang. Sumber penghasilannya pun juga beragam, seperti di YT dan Blog yang berasal dari Google Adsense. Selain itu juga dapat menggunakan mekanisme lain seperti Affiliate Marketing, Dropship, Reseller, dan Edorsment.

Jadilan content creator yang berintegritas yaitu antara omongan dan tindakan adalah sama. Salah satu bentuknya adalah tidak menggunakan software bajakan. Hargailah karya orang lain, jika ingin karyamu dihargai.

Selamat mencoba dan semoga sukses!!

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url